Selasa, 24 November 2009

Dayakan Magelang

Dayakan sebenarnya merupakan istilah bagi sekelompok wong alasan, yaitu suku pedalaman yang belum mengenal dunia luar. Istilah ini secara salah kaprah memang mengacu kepada suku Dayak Kalimantan. Namun demikian bila dilihat secara sepintas dari kostum yang dikenakan para peraga kesenian ini, lebih mirip dengan orang Indian, suku asli di benua Amerika.
Tapi dayakan yang kita bahas ini bukan dayakan suku pedalaman,tapi adalah suatu kesenian asal magelang yang berupa tarian khas yang diiringi dengan musik yang khas pula,para penari memakai pakaian dan accesoris yang menyerupai orang indian (pakaian rumbai dan tutup kepala dari bulu unggas)


Penggunaan bulu-buluan dalam asesoris pakaian barangkali yang menjadikan kesenian jenis ini disebut sebagai dayakan, karena memang orang Dayak sering juga memakai bulu elang ataupun burung tontong untuk perhiasan diri. Atau barangkali pengetahuan orang kampung mengenai nama-nama suku di dunia baru mengenal sebatas suku Dayak sebagai suku di luar suku Jawa. Atau bisa jadi karena pengucapan dayakan lebih enak didengar daripada kata indianan, atau indiaan. Atau bahkan mungkin rasa fanatisme dan melu handarbeni, serta rasa toleransi budaya sebagai sesama putra-putri bertanah air Indonesia. Ahh nggak jelas memang ontologi historis dayakan.

Dayakan bisa diperkirakan merupakan pengembangan dari kesenian kobra siswa. Dilihat dari kemiripan ubo rambe gamelan utama yang digunakan, seperti bedug/drum, dan bende nampak sekali kesamaannya. Ditinjau dari lagu pengiring yang dinyanyikanpun ada kemiripannya dimana banyak diperdengarkan lagu-lagu bertemakan dakwah, di samping lagu-lagu nasional, mocopatan, dan campur sari modern.

Hanya saja memang terdapat sedikit modifikasi dalam hal formasi dan tata cara berbaris yang lebih dinamis dan tanpa pakem yang kaku seperti dalam kobra. Penambahan pengiring seperti organ, siter atau kecapi semakin menambah dinamisasi seni dayakan. Namun satu yang pasti dapat dilihat secara kasat mata, ya di perbedaan kostum itu tadi.

DayakanTidak hanya sampai di situ, saat inipun sudah berkembang nama varian dari seni dayakan, seperti nama topeng ireng, dayakan grasakan dan lainnya. Untuk topeng ireng memang tak berbeda dengan dayakan klasik, hanya saja seni merias muka, dan kostum lebih ngejreng. Mereka kadang mengenakan mahkota bulu imitasi. Adapun dayakan grasakan lebih merupakan kreasi baru dengan memanfaatkan tumbuhan sekitar sebagai kostum, seperti daun kluwih, dan pakis-pakisan. Jadi bisa dibilang lebih natural dan alamiah. Kesamaan kesemua varian dayakan yaitu pengenaan klinthing di sekujur kaki para penari. Ini katanya tidak bisa ditawar-tawar.

Saat ini kesenian dayakan tidak hanya berkembang di daerah Blondho dan Paremono sebagai daerah pionir saja. Bisa dibilang hampir di setiap sudut kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Magelang memiliki paguyuban dayakan. Sebut saja Borobudur, Pakis, atau Ngablak, bahkan Dukun adalah beberapa kecamatan yang memiliki banyak paguyuban. Intinya semakin luas masyarakat yang merasa handarbeni kesenian satu ini.

Di samping ditanggap untuk acara hajatan semisal pernikahan, atau sunatan, seni dayakan sering juga dipentaskan untuk acara perayaan seperti merti desa, tujuh belasan, karnaval, sampai pasang mustoko mesjid. Semoga ke depan seni dayakan bisa lebih ngrembaka dan berkembang sehingga bisa menjadi ikon bagi Kabupaten Magelang, atau bahkan mampu nyundul langit menjadi salah satu warisan budaya bangsa bahkan dunia.

bagi yang mau lihat video dayakan magelang asli,Klik di sini atau Klik di sini

3 komentar:

Heri S Dehon on 5 April 2010 pukul 19.50 mengatakan...

maf kami sebagai orang Dayak tidak setuju dengan nama tarian atau kesenian ini di sebut Dayakan karan kalo kita liat jauh sekali dari budaya Dayak jadi kami Tidak setuju Tolong ubah namanya yang karna Di jawa namanya jawaan aja, kalaupun nama ini tetap mau di gunakan harus minta ijin dari dewan adat dayak dulun n belajar tentang Dayak yang sebenarnya dan jangan mengaku kesenian itu adalah kesenian asli magelang kami warga dayak tidak setuju karna banyak yang tidak sesua.

salam dari saya anggota Dewan Adat Dayak(DAD)

Anonim mengatakan...

Ngasih Nama asal nggak pakai mikir...bisa membuat tafsiran merendahkan...terlalu...ini contoh arogansi suku orang tidak lebih baik dari sukunya...bisa merusak integrasi nasionalisme

Anonim mengatakan...

Kalo diliat dari pakaian sih lebih mirip suku indian ya... Bukan suku dayak. Tapi kayaknya g ada maksud merendahkan suku lain. Kalo nama aslinya setau sy tari topeng ireng mas yg keluar pertama. Jd jgn diributkan kalo hanya merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Posting Komentar

 

Kotak Pesan



Followers

Nomer Penting

Kode Telefon (0293)

Polwil kedu : 363301
Polres Magelang : 362187
Polresta magelang 314451
RSU Muntilan : 587004
RSU Tidar : 362463
PMI : 362781
PDAM : 788096
Gangguan PLN : 362259
P Kebakaran : 788213
P kebakaran : 362300

Data Kunjungan

Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template Vector by DaPino